BELAJAR MENGHARGAI KEARIFAN LOKAL DARI YESUS DALAM MATIUS 22:32

  • Noel Ghota Prima Bayu Surbakti Sekolah Tinggi Teologi Sriwijaya
Kata Kunci: Theos Patros, Kearifan Lokal, Yesus, Matius 22:32

Abstrak

Gereja-gereja di Indonesia hidup dalam keberagaman suku, agama dan budaya. Kita dapat menemukan berbagai kearifan lokal yang belakangan ini terus diupayakan untuk dilestarikan. Namun tidak semua gereja bersedia terbuka terhadap kearifan lokal karena adanya anggapan bahwa kebudayaan lokal bertentangan dengan iman Kristen. Oleh karena itu tulisan ini hendak mengajak gereja di Indonesia untuk membuka ruang terhadap kearifan lokal. Upaya tersebut penulis wujudkan dengan mengajak gereja untuk melihat kepada sosok Yesus yang memopulerkan kearifan lokal yakni tradisi Theos Patros. Tradisi Theos Patros merupakan tradisi tertua bangsa Israel yang sudah dikenal sejak era leluhur tetapi sudah tidak populer lagi di zaman Yesus. Namun Yesus memopulerkan kembali tradisi tersebut sebab di dalamnya memiliki nilai luhur yang tinggi yang sejalan dengan penekanan Injil Matius.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Alt, A. (1989). The God of the Father. In D. E. Orton (Ed.), Essay on Old Testament: History and Religion. Sheffield: Sheffield Academic Press.

Ariarajah, W. S. (1997). Injil dan Kebudayaan (L. S. K. & Y. Kristono, Ed.). Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Carr, A. (1887). Cambridge Greek Testament: The Gospel According to St. Matthew. Cambridge: Cambridge University Press.

Davies, W. D., & Allison, D. . (1991). Matthew 19-28. London: T&T Clarck.

Hagner, D. (1995). World Biblical Commentary: Matthew 14-28. Nashville: Thomas Nelson Publisher.

Hill, D. (1990). The New Century Bible Commentary: The Gospel of Matthew. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company.

Lemmelijn, B., & Merrigan, T. (2006). From the God of the Fathers to God the FAther. Louvain Studies.

Ludji, B. (2009). Pemahaman Dasar Perjanjian Lama. Bandung: BMI.

Morris, L. (1992). The Gospel According to Matthew. Grand Rapids: Eerdmans.

Oktaviani, Z. (2017). Mensos Dorong Pengembangan Kearifan Lokal. Retrieved June 18, 2019, from Republika.co.id website: https://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/17/11/30/p07t5t319-mensos-dorong-pengembangan-kearifan-lokal

Rowley, H. H., & Cairns, I. (2012). Ibadat Israel kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Ryandi, D. (2019). Jokowi: DPD Jadi Ujung Tombak Nilai-Nilai Kearifan Lokal. Retrieved September 18, 2019, from JawaPos.com website: https://www.jawapos.com/nasional/politik/16/08/2019/jokowi-dpd-jadi-ujung-tombak-nilai-nilai-kearifan-lokal/

Segovia, F. (2006). Biblical Criticism and Postcolonial Studies. In R. S. Sugirtharajah (Ed.), The Postcolonial Biblical Reader. Oxford: Blackwell Publishing.

Sugirtharajah, R. S. (2012). Exploring Postcolonial Biblical Criticism: History, Method, Practice. https://doi.org/10.1002/9781444396652

Surbakti, P. (2017). Yang Terutama dalam Amanat Agung. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Surbakti, P. H. (2019). Menghidupkan Leluhur: Sebuah Penafsiran Terhadap Matius 22:32. GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual Dan Filsafat Keilahian, 4(1), 1. https://doi.org/10.21460/gema.2019.41.414

Tenibemas, P. (2011). Misi yang Membumi. Bandung: STT Tiranus.

Vriezen, T. C. (2015). Agama Israel Kuno (I. J. Cairns, Ed.). Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Diterbitkan
2019-12-18
##submission.howToCite##
Surbakti, N. G. P. B. (2019). BELAJAR MENGHARGAI KEARIFAN LOKAL DARI YESUS DALAM MATIUS 22:32. VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN, 1(2), 161-177. https://doi.org/10.35909/visiodei.v1i2.31
Bagian
Artikel